Réussite, Sekolah Islam Tertua di Prancis

“Kaifa aqra?” Tanya saya kepada Nadia–seorang muslimah asal Prancis–sambil menyodorkan secarik kertas bertuliskan ‘Réussite’ (Ibn Rushd). Saya ingin tahu bagaimana cara pembacaannya.

“Ada apa?” Tanyanya.

“Nggak, ini nama salah satu sekolah muslim di Prancis. Kemarin saya baca beritanya.”

“oh, iya, iya. sekolah itu adalah sekolah muslim yang pertama di Prancis. Namanya Réussite, tapi sering disebut juga sekolah Ibn Rushd. Kenapa?”

“Katanya dalam waktu dekat akan segera tutup.” Jawab saya seadanya. “Kepala sekolahnya bilang sekolah itu dalam masalah keuangan yang sangat serius.”

“iya, saya ingat, saya ingat. Prancis masih diskriminatif,” katanya. “Sekolah muslim tidak dibantu, tapi sekolah kristen dan yahudi semuanya dibantu oleh pemerintah.”

Saya menganggukkan kepala. Di berita itu saya memang baca bahwa meskipun Réussite merupakan sekolah unggulan dengan tingkat keberhasilan 100%, tapi pemerintah tidak tergerak untuk memberikan bantuan finansial. Padahal, berdasarkan hukum Prancis, pemerintah harus memberikan bantuan bagi keberlangsungan pendidikan di sekolah-sekolah yang memenuhi syarat.

“Sekolah itu sekolah agama?” Tanya Lathifah, seorang kawan dari Thailand yang ikut mendengarkan pembicaraan kami.

“Nggak, bukan. itu sekolah biasa tapi juga ada muatan materi keislamannya.” Jawab Nadia.

Saya dan Lathifah hanya mengangguk.

Di Prancis memang ada larangan jilbab masuk sekolah. Sebab itulah, keberadaan sekolah Islam amat membantu muslimah Prancis untuk menjaga harga diri mereka dengan tetap bisa menggunakan jilbab di sekolah. Sedih rasanya kalau harus ada satu sekolah Islam yang harus gulung tikar di negara sekuler macam Prancis.

hmm, semoga ada donatur kelas kakap yang mengikhlaskan uangnya untuk mempertahankan Réussite, sekolah Islam tertua sekaligus sekolah tersukses di Prancis.

7 thoughts on “Réussite, Sekolah Islam Tertua di Prancis

  1. Trims atas info yg mahal tsb.Ketikaku di Perancis, memang mendengar ada “hal mengherankan dan menyedihkan” berkenaan dengan keberadaan Islam dan Muslimin di sana.Atas doamu, kami menengadah:”Amin ya Rabb.Semoga Allah swt menolong mereka”.

  2. pondokkangsunman said: Trims atas info yg mahal tsb.Ketikaku di Perancis, memang mendengar ada “hal mengherankan dan menyedihkan” berkenaan dengan keberadaan Islam dan Muslimin di sana.Atas doamu, kami menengadah:”Amin ya Rabb.Semoga Allah swt menolong mereka”.

    amin ya Allah.padahal kan Prancis semboyannya liberte, fraternite, egalite. Tapi mungkin pemerintahannya pada Islamophobia.masalahnya utangnya 300.000 euro, kalo 300.000 rupiah mah bisa dikejar kali ya. hehehe

  3. selebardaunkelor said: sedih,,,,semoga insivible hand bergerak untuk yang terbaik…(btw, pa kabar bu?)

    amin. alhamdulillah mbak ita, aku baik2 aja di sindang.pegimana sikon di simatupang? aman dan terkendali?

  4. mipiscina said: amin ya Allah.padahal kan Prancis semboyannya liberte, fraternite, egalite. Tapi mungkin pemerintahannya pada Islamophobia.masalahnya utangnya 300.000 euro, kalo 300.000 rupiah mah bisa dikejar kali ya. hehehe

    Itu sih cuma semboyan Magna Charta yang sudah terbingkai.Tapi saya tak pungkiri ihwal perilaku baik, santun, dan bersahabat warga Perancis yang sempat bertemu.Rupanya “rasial” masih bersemayam di banyak hati manusia.Mari, ambil cermin dadakan dari Afrika Selatan.Koq, bukan dari Islam? Itu, masalahnya. Phobia dan ketidakpahaman.

Leave a reply to mipiscina Cancel reply